Minggu, 19 Juni 2011

Pemberian Oksigen Pada Pasien



Pemberian oksigen selalu diperlukan bila keadaan penderita buruk.
Indikasi pemberian oksegen adalah antara lain :
- pada saat resusitasi jantung paru (RJP)
- setiap penderitatrauma berat.
- Setiap nyeri pre-kordial.
- Gangguan paru seperti asthma, COPD.
- Gangguan jantung seperti decompensasi cordis.
Pemberian oksigen tidak perlu disertai alat pelembab (humidifier) karena pemberian singkat.

Cara pemberian oksigen dapat dengan :
a. Kanul hidung (nasal canule).
Kanul hidung lebih dapat ditolerir oleh anak-anak, face mask akan ditolak, karena merasa dicekik. Orang dewasa juga kadang kadang menolak face mask karena dianggap mencekik. Kekurangan kanul hidung adalah dalam konsentrasi oksigen yang dihasilkan.
Pemberian oksigen melalui kanul tidak bisa lebih dari 6 liter/menit karena tidak berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan iritatif untuk penderita.
b. Face mask (rebreathing mask)..
Masker dengan lubang pada sisinya.
Pemakaian face mask dalam pemberian oksigen lebih baik dibandingkan kanul hidung, karena konsentrasi oksigen yang dihasilkannya lebih tinggi..
c. Non Rebreathing Mask.
Pada face mask dipasang reservoir oksigen yang mempunyai katup. Bila diinginkan konsentrasi oksigen yang tinggi, maka rebreathing mask paling baik.

Konsentrasi oksigen menurut cara pemberian :
Udara bebas : 21 %
Kanul hidung dengan O2 2ltr/menit (LPM) : 24 %
Kanul hidung dengan O2 6 LPM : 44 %
Face mask (rebreathing 6 – 10 LPM) : 35 – 60%
Non rebreathing mask ( 8 – 12 LPM) : 80 – 90 %


Sistem Muskuloskeletal


Mempelajari Sistem Kerangka & Otot Kerangka. Osteologi : cabang ilmu anatomi yang mempelajari tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. 
Mengapa kita bisa bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.
Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:
  1. Memberi bentuk tubuh. Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
  2. Tempat melekatnya otot. Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
  3. Pergerakan. Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
  4. Sistem kekebalan tubuh. Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.
  5. Perlindungan. Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
    • Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
    • Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
    • Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
    • Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
    • Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan pinggul.
    • Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
    • Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
6. Produksi sel darah. Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah. Terutama di tulang pipih contoh : tulang dada / pada corpus sterni
7. Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa umumnya.
Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada manusia dewasa umumnya.
Bagian aksial terdiri dari:
1. Tulang tengkorak terdiri dari:
a. Tulang tempurung kepala (os cranium)
  • Tulang dahi (os frontale)
  • Tulang kepala belakang (os occipitale)
  • Tulang ubun-ubun (os parietale)
  • Tulang tapis (os ethmoidale)
  • Tulang baji (os sphenoidale)
  • Tulang pelipis (os temporale)
b. tulang muka (os splanchocranium)
  • Tulang hidung (os nasale)
  • Tulang langit-langit (os pallatum)
  • Tulang air mata (os lacrimale)
  • Tulang rahang atas (os maxilla)
  • Tulang rahang bawah (os mandibula)
  • Tulang pipi (os zygomaticum)
  • Tulang lidah (os hyoideum)
  • Tulang pisau luku (os vomer)
2. Tulang dada (os sternum). Tulang dada terdiri dari tiga bagian yaitu:
  • hulu (os manubrium sterni)
  • badan (os corpus sterni)
  • taju pedang (os xiphoid prosesus)
3. Tulang rusuk (os costae)
  • Tulang rusuk sejati (os costae vera)
  • Tulang rusuk palsu (os costae sporia)
  • Tulang rusuk melayang (os costae fluctuantes)
4. Tulang belakang (os vertebrae)
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus vertebrae dibentuk oleh dua “kaki” atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.
  • Tulang leher (os cervical)              C 1-7
  • Tulang punggung (os thoraxalis)  Th 1-12
  • Tulang pinggang (os lumbar)        L  1-5
  • Tulang kelangkang (os sacrum)     S  1-5
  • Tulang ekor (os cocigeus)            Co 1-5
5. Tulang gelang bahu
  • Tulang belikat (os scapula)
  • Tulang selangka (os clavicula)
6. Tulang gelang panggul
  • Tulang usus (os illium)
  • Tulang pinggul (os pelvis)
  • Tulang duduk (os ichium)
  • Tulang kemaluan (os pubis)
Bagian apendikuler terdiri dari:
1. Tulang lengan
  • Tulang lengan atas (os humerus)
  • Tulang hasta (os ulna)
  • Tulang pengumpil (os radius)
  • Tulang pergelangan tangan (os carpal)
  • Tulang telapak tangan (os metacarpal)
  • Tulang jari tangan (os phalanges manus)
2. Tulang tungkai
  • Tulang paha (os femur)
  • Tulang tempurung lutut (os patella)
  • Tulang kering (os tibia)
  • Tulang betis (os fibula)
  • Tulang pergelangan kaki (os tarsal)
  • Tulang telapak kaki (os metatarsal)
  • Tulang jari kaki (os phalanges pedis)
Pertumbuhan tulang
Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.
Jenis tulang
Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi: tulang pipa / panjang (seperti tulang hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), dan tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan)
Myologi :
Cabang ilmu anatomi yang mempelajari tentang otot & struktur yang ada hubungannya dengan otot, misal : tendo, aponeurosis, bursa dan fascia
Tendon adalah serabut yang keras berupa jaringan ikat fibrosa yang biasanya menghubungkan otot ke tulang dan mampu bertahan terhadap ketegangan.
Tendon mirip dengan ligamen dan fascia karena mereka semua terbuat dari kolagen di mana ligamen menghubungkan satu tulang ke tulang yang lain, sedangkan fascia menghubungkan otot ke otot lain.
3 tipe otot
  1. Otot skelet / seran lintang / otot lurik
Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan tenaga besar. Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.
2. Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom. Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing,serta mempunyai satu inti
3. Otot jantung
Otot yang ditemukan dalam jantung ini bekerja secara terus-menerus tanpa henti, pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat
Menurut fungsinya :
  • otot sadar       : dipengaruhi syaraf pusat dan sum-sum tulang belakang
  • otot tak sadar : dipengaruhi syaraf otonom
Struktur otot
  • Tiap serabut terdiri : Dinding sel ( sarcolema ), Plasma sel  (sarcoplasma ), Inti sel (nucleus)
  • Tiap sel otot (seran lintang ) dibungkus jaringan ikat longgar yang disebut : endomysium
  • · Beberapa serabut otot dibungkus : perimysium
  • · Beberapa kelompok serat otot dibungkus : epimysium

Mobilisasi dan Imobilisasi


MOBILISASI DAN IMMOBILISASI

Sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pemenuhan aktifitas perawat terlebih dahulu harus mempelajari konsep - konsep tentang mobilisasi. Di bawah ini akan di bahas beberapa uraian penting antara lain :
  1. Pengertian mobilisasi
  2. Menjelaskan tujuan mobilisasi
  3. Faktor - faktor yang mempengaruhi mobilisasi
  4. Macam persendian diartrosis dan pergerakannya
  5. Tanda - tanda terjadinya intolerasi aktifitaS
  6. Masalah fisik akibat kurangnya mobilitas (Immobilisasi)
  7. Menjelaskan upaya pencegahan masalahyang timbul akibat kurangnya mobilisasi
  8. Macam - macam posisi klien di tempat tidur
1. Pengertian mobilisasiMobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier, 1989)
2. Tujuan Mobilisasi al:
  • Memenuhi kebutuhan dasar manusia
  • Mencegah terjadinya trauma
  • Mempertahankan tingkat kesehatan
  • Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari - hari
  • Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilisasi:
  • Gaya Hidup :Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.
  • Proses penyakit dan injury : Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.
  • Kebudayaan : Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berebda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.
  • Tingkat Energy : Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.
  • Usia dan status perkembangan : Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.
  • Tipe persendian dan pergerakan sendi : Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu sendi yang dapat digeragan (diartroses) dan sendi yang tidak dapat digerakan (siartrosis).